Jakarta, Kompas Otomotif
Sebagai mobil murah (LCGC) yang mendapat subsidi dari pemerintah karena banyak konten lokal dan irit bahan bakar, sudah selayaknya konsumsi bensin Honda New Brio Satya menjadi bahan pertimbangan.
Kalau pun tak masuk skema LCGC, city car seperti Brio Satya sudah sewajarnya tak banyak minum. Mesin i-VTEC Honda sudah teruji tak merongrong soal bensin, apalagi yang digendong kali ini berkapasitas 1.200 cc.
KompasOtomotif menganalisa konsumen bahan bakar melihat angka yang ditunjukkan multi information display (MID). Rute penjelajahan hanya meliputi daerah Jakarta dan sekitarnya, dan mobil diisi tiga hingga empat orang.
MID di-restart hingga rata-rata konsumsi bahan bakar netral kembali. Selanjutnya, pengujian dilakukan layaknya pengguna pada umumnya. Selalu menggunakan AC dengan suhu sekitar 20 derajat celcius dan sesekali tidak mengikuti metode eco driving untuk mencapai tujuan lebih cepat.
Kondisi lalu lintas pada akhir pekan di Jakarta sangat padat, ini bisa menjadi salah satu tolok ukur seberapa irit Brio Satya dipakai stop and go. Oh iya, bensin yang ditenggak punya angka RON 92, seperti patokan minimal LCGC.
Setelah berjalan lebih dari 300 km, rata-rata konsumsi bahan bakar pada MID menunjukkan 14,2 kpl. Angka ini cukup normal dan tergolong irit, mengingat beberapa kondisi lalu lintas dan beban muatan yang cukup penuh, termasuk bagasi.
Ingat pula bahwa unit yang dipakai Kompas Otomotif adalah tipe CVT. Pasti akan jauh lebih irit jika menggunakan tipe transmisi manual.
Memang, MID kadang tidak akurat dalam pengukuran. Anggaplah toleransi akurasi sebesar 10 persen, berarti konsumsi bahan bakar masih berada di 12,5-13 kpl, sudah cukup irit untuk kondisi pemakaian dalam kota.